Pengenalan Variasi Model Pembelajaran Bidang MIPA dan Bahasa /
Oleh Das Salirawati, M.Si /
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan kebutuhan primer pada saat ini, apalagi sebagian
besar masyarakat sudah menyadari pentingnya pendidikan dalam menata
masa depan yang lebih baik. Oleh karena itu setiap negara senantiasa
berusaha memajukan bidang pendi-dikan, disamping bidang yang lain dalam
rangka mempersiapkan sumber daya manusia yang kompetitif dan berkualitas
serta berusaha mengejar kemajuan negara lain.
Satu dari sekian banyak masalah di era global yang dihadapi Indonesia
saat ini adalah masalah di bidang pendidikan. Masalah yang belum
teratasi pada saat ini terutama masalah yang berhubungan dengan kualitas
hasil pendidikan (Suyanto, 2007). Adanya kebijakan sertifikasi guru
adalah salah satu upaya nyata Pemerintah untuk meningkatkan
profesionalisme guru agar guru sebagai aktor utama dalam pendidikan
umumnya dan pembelajaran khususnya dapat meningkatkan kompetensinya.
Seorang guru penting untuk menciptakan paradigma baru untuk
menghasilkan praktik terbaik dalam proses pembelajaran (Carolin Rekar
Munro, 2005). Oleh karena itu, ketika terjadi perubahan kurikulum dan
terjadi pergeseran tuntutan hasil pendidikan yang berkaitan dengan
tuntutan pasar kerja, maka gurulah yang harus berperan mewujudkan
harapan itu. Guru harus selalu mengembangkan diri, baik yang berkaitan
dengan kompe-tensi bidang studi maupun pedagogik, termasuk penggunaan
internet dalam mencari informasi terkini (Kok Siang Tang, Ngoh Khang
Goh, & Lian Sai Chia, 2006).
Ronald Brandt (1993) menyatakan bahwa hampir semua usaha reformasi
dalam pendidikan, seperti pembaharuan kurikulum dan penerapan metode
pembelajaran baru akhirnya tergantung kepada guru. Tanpa guru yang mampu
menguasai bahan ajar dan strategi belajar-mengajar, maka segala upaya
peningkatan mutu pendidikan tidak akan mencapai hasil yang optimal. Hal
ini berarti seorang guru tidak hanya diharapkan mampu menguasai bidang
ilmu yang diajarkan, tetapi juga menguasai strategi belajar-mengajar.
Saat ini dunia pendidikan telah banyak menghasilkan berbagai macam
inovasi dan menghadirkan strategi/model pembelajaran. Hal ini
semata-mata sebagai upaya mengga-irahan minat belajar peserta didik,
sekaligus meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar. Oleh
karena itu sudah saatnya guru mengetahui model-model pembela-jaran, baik
jenisnya maupun cara penerapannya.
KONDISI PENDIDIKAN KITA SAAT INI
Seiring dengan kemajuan di bidang pendidikan, maka secara
perlahan-lahan telah terjadi perubahan paradigma pendidikan, seperti
perubahan dari teacher centered ke student centered;
diterimanya pendekatan, metode, dan model pembelajaran baru yang
inovatif; munculnya kesadaran bahwa informasi/pengetahuan dapat diakses
lewat berba-gai cara dan media oleh peserta didik; teknologi
pembelajaran berbasis teknologi infor-masi (TI) mulai diterapkan;
orientasi pendidikan bukan hanya pada pengembangan sum-ber daya manusia (human resources development), tetapi juga pada pengembangan kapabilitas manusia (human capability development); diperkenalkannya e-learning; depen-dence ke independence; individual ke team work oriented; dan large group ke small class.
Namun demikian kita masih melihat adanya pembelajaran di
sekolah-sekolah yang berpusat pada guru dimana guru masih aktif sebagai
pemberi informasi dan mendominasi pembelajaran di kelas, sedangkan
peserta didik pasif sebagai penerima informasi, meski-pun paradigma
pendidikan yang baru sudah mengarahkan pada student centered. Selain itu pembelajaran masih menekankan pada hafalan dan drill-drill
(latihan) yang kemung-kinan besar disebabkan banyaknya materi yang
harus diselesaikan dalam waktu yang relatif singkat. Meskipun peserta
didik tidak lagi dianggap objek pembelajaran, tetapi kenyataannya materi
pembelajaran masih sangat ditentukan oleh guru. Di sebagian besar
sekolah, masih terlihat kurang mengoptimalkan pengembangan kapabilitas
peserta didik, baik yang menyangkut cipta, rasa, dan karsa, serta
peserta didik kurang memiliki kesempatan untuk berpikir kritis, logis,
kreatif, dan inovatif.
Dengan kenyataan seperti itu, maka sudah saatnya bagi guru untuk
mencoba mengembangkan profesionalismenya melalui pengembangan
model-model pembelajaran yang benar-benar mampu mengaktifkan dan
menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif,
dan sekaligus menyenangkan. Dengan demikian peserta didik akan
merasakan kebermaknaan belajar bagi hidup dan kehidupannya dan akhirnya meaningful learning akan terwujud.
PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam
mengorganisasi-kan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Jadi, sebenarnya model pembela-jaran memiliki arti yang sama dengan
pendekatan atau strategi pembelajaran. Saat ini telah banyak
dikembangkan berbagai macam model pembelajaran, dari yang sederhana
sampai model yang agak kompleks dan rumit karena memerlukan banyak alat
bantu dalam penerapannya.
Seorang guru diharapkan memiliki motivasi dan semangat pembaharuan
dalam proses pembelajaran yang dijalaninya. Menurut Sardiman A. M. (2004
: 165), guru yang kompeten adalah guru yang mampu mengelola program
belajar-mengajar. Mengelola di sini memiliki arti yang luas yang
menyangkut bagaimana seorang guru mampu menguasai keterampilan dasar
mengajar, seperti membuka dan menutup pelajaran, menjelaskan, menvariasi
media, bertanya, memberi penguatan, dan sebagainya, juga bagaimana guru
menerapkan strategi, teori belajar dan pembelajaran, dan melaksanakan
pembelajaran yang kondusif. Pendapat serupa dikemukakan oleh Colin Marsh
(1996 : 10) yang menya-takan bahwa guru harus memiliki kompetensi
mengajar, memotivasi peserta didik, membuat model instruksional,
mengelola kelas, berkomunikasi, merencanakan pembela-jaran, dan
mengevaluasi. Semua kompetensi tersebut mendukung keberhasilan guru
dalam mengajar. Setiap guru harus memiliki kompetensi adaptif terhadap
setiap perkem-bangan ilmu pengetahuan dan kemajuan di bidang pendidikan,
baik yang menyangkut perbaikan kualitas pembelajaran maupun segala hal
yang berkaitan dengan peningkatan prestasi belajar peserta didiknya.
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS SCL
Ada beberapa model pembelajaran yang dapat diterapkan pada saat ini yang berbasis pada Student Centered Learning (SCL). Model SCL sangat digemari karena berbagai alasan, diantaranya:
- diterimanya pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran;
- adanya pergeseran paradigma pengajaran ke pembelajaran;
- adanya pergeseran dari teacher oriented ke student oriented;
- adanya pergeseran dari orientasi hasil ke proses pembelajaran;
- diterimanya konsep pendidikan sepanjang hayat;
- diterimanya konsep multiple intelligence;
- semakin mudah dan murahnya akses informasi melalui jaringan dan perangkat TI;
- tersedianya buku-buku referensi yang mudah diperoleh. .
Perlu diingat bahwa sebaik apapun model pembelajaran tersebut secara
teoretik, tetapi keberhasilannya dalam membantu menciptakan pembelajaran
yang kondusif bagi peserta didik sangat tergantung pada kepiawaian guru
dalam menerapkannya. Penelitian di Jepang menunjukkan bahwa keunggulan
pembelajaran di Jepang terutama disebabkan oleh peranan guru yang mampu
memilih strategi pembelajaran yang efektif termasuk di dalamnya memilih
model pembelajaran (Aleks Masyunis, 2000). Guru memberikan warna dan
nilai terhadap model yang diterapkan.
Berikut ini akan disajikan beberapa contoh model pembelajaran yang
berbasis pada SCL. Contoh suatu model tidak harus ditiru 100% oleh guru,
tetapi guru harus dapat memodifikasi sesuai dengan karakteristik
peserta didik dan fasilitas yang tersedia di sekolah. Dengan demikian
penerapan model pembelajaran tidak membatasi kreativitas guru dalam
menjalankan tugasnya, tetapi tetap mampu mengikuti perkembangan dunia
pendidikan yang digelutinya.
Berbicara mengenai proses pembelajaran di sekolah seringkali membuat
kita kecewa, apalagi bila dikaitkan dengan pemahaman peserta didik
terhadap materi ajar. Mengapa demikian? Ya, karena kenyataan menunjukkan
banyak peserta didik mampu menyajikan tingkat hafalan yang baik
terhadap materi ajar yang diterimanya, tetapi mereka tidak memahaminya.
Sebagian peserta didik tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka
pelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan dipergunakan/
dimanfaatkan. Selain itu, peserta didik kesulitan memahami konsep yang
diajarkan hanya dengan metode ceramah, apalagi jika konsep yang
diajarkan sangat abstrak. Padahal mereka sangat butuh untuk dapat
memahami konsep-konsep yang berhubungan dengan lingkungan dan masyarakat
pada umumnya dimana mereka akan hidup dan bekerja.
Banyak pertanyaan muncul di diri guru yang berkeinginan untuk membantu masalah yang dihadapi peserta didiknya tersebut, seperti:
- Bagaimana menemukan cara terbaik untuk menyampaikan berbagai konsep yang diajarkan di dalam mata pelajaran tertentu, sehingga semua peserta didik dapat menggunakan dan mengingatnya lebih lama konsep tersebut ?
- Bagaimana setiap bagian mata pelajaran dipahami sebagai bagian yang saling berhubungan dan membentuk satu pemahaman yang utuh ?
- Bagaimana seorang guru dapat berkomunikasi secara efektif dengan peserta didiknya yang selalu bertanya-tanya tentang alasan dari sesuatu, arti dari sesuatu, dan hubungan dari apa yang mereka pelajari ?
- Bagaimana guru dapat membuka wawasan berpikir yang beragam dari peserta didiknya, sehingga mereka dapat mempelajari berbagai konsep dan mampu mengaitkannya dengan kehidupan nyata, sehingga dapat membuka berbagai pintu kesempatan selama hidupnya ?.
Semua pertanyaan itu merupakan tantangan bagi guru untuk selalu
berusaha dan berusaha agar dapat menemukan solusi yang paling tepat
untuk mengatasinya. Penga-laman di negara lain menunjukkan bahwa minat dan prestasi peserta didik dalam bidang matematika, sains, dan bahasa meningkat secara drastis pada saat:
- Mereka dibantu untuk membangun keterkaitan antara informasi (pengetahuan) baru dengan pengalaman (pengetahuan lain) yang telah mereka miliki atau mereka kuasai.
- Mereka diajarkan bagaimana mereka mempelajari konsep, dan bagaimana konsep tersebut dapat digunakan di luar kelas.
- Mereka diperkenankan untuk bekerja secara bersama-sama (cooperative).
info lebih lanjut baca klik disini
Posting Komentar untuk "Pengenalan Variasi Model Pembelajaran Bidang MIPA dan Bahasa"